Kamis, 16 April 2015

Inflasi & Investasi

08.58 Posted by aghiadani No comments


Inflasi

Inflasi (inflation) adalah suatu kecenderungan meningkatnya tingkat harga umum secara terus-menerus sepanjang waktu. Dari definisi tersebut ada 3 komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan terjadi inflasi yakni; kenaikan harga, bersifat umum dan berlangsung terus menerus. Secara sederhana, inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi ialah deflasi.

Contoh masalah inflasi di Indonesia antara lain kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Di Indonesia seringkali terjadi kenaikan harga BBM dari waktu ke waktu. Kenaikan BBM juga dipengaruhi oleh tingginya permintaan dari masyarakat (konsumen) dan rendahnya persediaan BBM tersebut. Selain itu dipengaruhi juga oleh naiknya harga minyak dunia.

Inflasi tidak selalu menimbulkan kerugian, namun memiliki keuntungan juga. Keuntungan inflasi dapat dirasakan bagi suatu perusahaan yang memiliki stok persediaan barang dari sebelum terjadinya inflasi.
-         Bagi para pedagang, inflasi dijadikan sebagai kesempatan untuk mempermainkan an cara menaikkan harga untuk memperoleh keuntungan yang besar.
-         Bagi para orang-orang atau perusahaan yang mengadakan spekulasi, mereka akan menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi untuk menjualnya saat terjadinya inflasi. Kenaikan dari harga yang disebabkan oleh inflasi justru menguntungkan mereka.
-         Bagi para peminjam, terjadinya inflasi tidak mempengaruhi jumlah pinjamannya jika peminjaman terjadi sebelum terjadinya inflasi. Meskipun saat terjadi kenaikan harga. Contohnya, para pengambil KPR BTN, inflasi akan mengakibatkan harga bahan bangunan menjadi naik. Namun jumlah kewajiban yang harus dibayar kepada BTN tidak ikut dinaikkan.

Investasi

Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan dimasa dating dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Investasi juga dapat dikatakan suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan dimasa dating merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan.

Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dalam perekonomian suatu negara yaitu:
1.       Suku bunga
Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi.
2.      Pendapatan Nasional per kapita untuk Tingkat Negara (Nasional) dan PDRB per kapita untuk Tingakt Propinsi dan Kabupaten atau Kota
Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan cermin dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat suatu negara atau daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita atau PDRB per kapita) maka akan makin menarik negara atau daerah tersbut untuk berinvestasi.
3.      Kondisi Sarana dan Prasarana
Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan prasaran transportasi, komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan lain-lain.
4.      Birokrasi Perijinan
Birokrasi perijinan merupakan faktor yang sangan penting dalam mempengaruhi investasi karena birokrasi yang panjang memperbesar biaya bagi investor. Birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya bagi pengusaha karena akan memperpanjang waktu berurusan dengan aparat. Padahal bagi pengusaha, waktu adalah uang. Kemungkinan yang lain, birokrasi yang panjang membuka peluang oknum aparat pemerintah untuk menarik suap dari para pengusaha dlaam rangka memperpendek birokrasi tersebut.
5.      Kualitas Sumber Daya Manusia
Menusia yang berkualitas akhir-akhir ini merupakan daya tarik investasi yang cukup penting. Sebabnya adalah teknologi yang dipakai oleh para pengusaha makin lama makin modern. Teknologi modern tersbut menuntut keterampilan lebih dari tenaga kerja.

Sumber:
Modul Makroekonomi
Sukirno, Sadono. 2011. Teori Pengantar Makroekonomi, edisi 3. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

0 komentar:

Posting Komentar